.......SUGENG RAWUH.........

Minggu, 20 November 2011

Bioinformatika dalam Budidaya Perikanan


Bioinformatika (bahasa Inggris: bioinformatics) adalah (ilmu yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.

    Istilah bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Namun demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an.
Kemajuan teknik biologi molekular dalam mengungkap sekuens biologis dari protein (sejak awal 1950-an) dan asam nukleat (sejak 1960-an) mengawali perkembangan basis data dan teknik analisis sekuens biologis. Basis data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, sementara basis data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970-an di Amerika Serikat dan Jerman (pada European Molecular Biology Laboratory, Laboratorium Biologi Molekular Eropa). Penemuan teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970-an menjadi landasan terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang berhasil diungkapkan pada 1980-an dan 1990-an, menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek pengungkapan genom, meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika. 
Perkembangan Internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Basis data bioinformatika yang terhubung melalui Internet memudahkan ilmuwan mengumpulkan hasil sekuensing ke dalam basis data tersebut maupun memperoleh sekuens biologis sebagai bahan analisis. Modifikasi genetik mengarah pada perubahan genetik organisme yang tidak ditemukan di alam, termasuk hibrida (keturunan orang tua dari spesies yang berbeda). Pengembangan ikan transgenik menggunakan teknik DNA rekombinan untuk memasukkan materi genetik dari satu organisme ke dalam genom ikan atau organisme air lainnya. Pertama, ikan bertelur dalam jumlah besar dan telur lebih mudah dimanipulasi, sehingga memudahkan untuk memasukkan DNA baru ke dalam telur ikan. Kedua, budidaya merupakan salah satu sektor yang memproduksi makanan tercepat, hal ini menunjukkan meningkatnya permintaan produk akuakultur. Saat ini, ikan telah siap dijadikan hewan hasil rekayasa genetika pertama untuk makanan manusia. Ada empat belas spesies hasil rekayasa genetika untuk meningkatkan pertumbuhan. Spesies ini termasuk beberapa jenis ikan mas, trout, dan salmon, serta ikan lele, Honorius, nila, dan pike.
    Fokus bioteknologi budidaya adalah meningkatkan laju pertumbuhan, tanpa mengabaikan peningkatan terhadap penyakit dan toleransi terhadap kondisi lingkungan. Penangkaran selektiv apa yang lebih dikenal dengan selective breeding merupakan contoh bioteknologi yang telah lama dilakukan. Sekarang ini telah dikembangkan sebuah penanda genetik atau genetik marker yang merupakan alat bantu seleksi. 

Referensi; http://www.wikipedia.com